Hizib Bahar: Dikarang di Tengah Laut Merah
Orang pesantren mana yang tidak tahu Hizib Bahar. Hizib yang satu ini
sangat masyhur. Ia sejajar dengan Hizib Nashr, Hizib Nawawi, Hizib
Maghrabi, Suryani dan sederet nama-nama hizib beken lainnya.
Konon, orang yang mengamalkan Hizib Bahar dengan kontinu, akan
mendapat perlindungan dari segala bala. Bahkan, bila ada orang yang
bermaksud jahat mau menyatroni rumahnya, ia akan melihat lautan air yang
sangat luas. Si penyatron akan melakukan gerak renang layaknya orang
yang akan menyelamatkan diri dari daya telan samudera. Bila di waktu
malam, ia akan terus melakukan gerak renang sampai pagi tiba dan pemilik
rumah menegurnya.
Orang-orang yang tidak percaya dengan hal-hal supranatural, mungkin tidak akan percaya dengan hal itu.Tapi, cerita mengenai keampuhan hizib yang dikarang oleh Syaikh Abu al-Hasan al-Syadzili ini betul-betul masyhur, termasuk cerita tentang lautan yang membentang di tengah-tengah orang yang bermaksud jahat.
Syaikh al-Syadzili, pemilik hizib ini, terkenal sebagai pelopor
tarekat al-Syadziliyah. Ia seorang sufi terkenal. Ia juga kesohor
sebagai pemilik bacaan-bacaan hizib ampuh, seperti Hizib Nashr dan Hizib
Bahar.
Ada backgroung kisah yang amat menarik tentang asal muasal Bahar
Syaikh al-Syadzili. Kisah itu ditulis oleh Haji Khalifah, pustakawan
terkenal asal Konstantinopel (Istanbul Turki).
Konon, Hizib Bahar ditulis Syaikh Abu al-Hasan al-Syadzili di Laut
Merah (Laut Qulzum). Di laut yang membelah Asia dan Afrika itu Syaikh
al-Syadzili pernah berlayar menumpang perahu. Di tengah laut tidak angin
bertiup, sehingga perahu tidak bisa berlayar selama beberapa hari. Dan,
beberapa saat kemudian Syaikh al-Syadzili melihat Rasulullah. Beliau
datang membawa kabar gembira (?). Lalu, menuntun Abu al-Hasan
al-Syadzili melafadzkan doa-doa. Usai al-Syadzili membaca doa, angin
bertiup dan kapal kembali berlayar.
Doa-doa itu kemudian diabadikan oleh al-Syadzili dan diajarkan kepada
murid-murid tarekatnya. Dan, kemudian diberi nama Hizb al-Bahr
(doa/senjata laut). Disebut Hizb al-Bahr karena doa-doa ini tersebut
mempunyai ikatan historis yang sangat erat dengan laut. Juga,
al-Syadizili membacanya dalam rangka berdoa agar selamat dalam
perjalanan di Laut Merah. Jadi, Hizib Bahar betul-betul wirid yang punya
kedekatan tersendiri dengan air, termasuk dalam berbagai cerita
mengenai khasiat ampuhnya membuat penjahat terengah-engah di tengah
samudera mahaluas.
Dalam kitab Kasyf al-Zhunun `an Asami al-Kutub wa al-Funun, Haji
Khalifah juga memuat berbagai jaminan yang diberikan al-Syadzili dengan
Hizib Baharnya ini. Di antaranya, menurut Haji Khalifah, al-Syadzili
perbah berkata: Seandainya hizibku (Hizib Bahar, Red.) ini dibaca di
Baghdad, niscaya daerah itu tidak akan jatuh. Mungkin yang dimaksud
al-Syadzili dengan kejatuhan di situ adalah kejatuhan Baghdad ke tangan
Tartar.
Bila Hizib Bahar dibaca di sebuah tempat, maka termpat itu akan
terhindar dari malapetaka, ujar Syaikh Abu al-Hasan, seperti ditulis
Haji Khalifah dalam Kasyf al-Zhunun.
Haji Khalifah juga mengutip komentar ulama-ulama lain tentang Hizib
Bahar ini. Ada yang mengatakan, bahwa orang yang istiqamah membaca Hizib
Bahar, ia tidak mati terbakar atau tenggelam. Bila Hizib Bahar ditulis
di pintu gerbang atau tembok rumah, maka akan terjaga dari maksud jelek
orang dan seterusnya.
Banyak komentar-komentar, baik dari Syaikh al-Syadzili maupun ulama
lain tentang keampuhan Hizib Bahar yang ditulis Haji Khalifah dalam
Kasyf al-Zhunun jilid 1 (pada entri kata Hizb). Selain itu, Haji
Khalifah juga menyatakan bahwa Hizib Bahar telah disyarahi oleh banyak
ulama, diantaranya Syaikh Abu Sulayman al-Syadzili, Syaikh Zarruq, dan
Ibnu Sulthan al-Harawi.
0 komentar:
Posting Komentar